BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tuntutan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu semakin berkembang
sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat (Muninjaya, 2011).
Kesehatan
adalah hak asasi manusia yang juga tercantum dalam UUD 1945. Perkembangan
pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka, pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) dikembangkan
sejalan dengan tanggung jawab pemerintah “melindungi” masyarakat Indonesia dari
gangguan kesehatan (Muninjaya, 2004).
Sistem
pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Melalui sistem kesehatan ini ditujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai
lebih efektif, efisien, tepat sasarannya. Keberhasilan sistem pelayanan
kesehatan bergantung pada berbagai komponen yang ada; baik dana, fasilitas
penunjang, maupun sumber daya manusia yang ada dalam hal ini perawat, dokter,
ahli radiologi, ahli fisioterapi, ahli gizi, dan tim kesehatan lain (Mubarak
dan Chayatin 2009).
Menurut
Muninjaya (2011), dimensi mutu pelayanan kesehatan dari sudut pandang pasien
sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan yang dipandang paling penting adalah
efisiensi pelayanan kesehatan (45%), kemudian perhatian dokter secara pribadi
terhadap pasien (40%), pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter (40%),
keterampilan yang dimiliki dokter (35%),
serta keamanan pelayanan yang dirasakan
oleh pasien (35%).
Layanan
pelanggan pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil (outcome) dari kegiatan distribusi dan logistik dimana pelayanan
diberikan kepada konsumen untuk mencapai
kepuasan sehingga konsumen memberikan respons positif dan menunjukkan loyalitas
yang tinggi sehingga berminat membeli kembali jasa pelayanan yang disediakan
(Lupiyoadi, 2013).
Kepuasan
pasien menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan yang
ada, persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan berdampak pada minat
pasien menggunakan ulang jasa pelayanan kesehatan tersebut. Seperti yang
diungkapkan Kotler, pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas
produk akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan
pelanggan setelah proses pembelian terjadi (postpurchase
action). Apabila pelanggan merasa puas, mereka akan menunjukkan besarnya
kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas
cenderung akan memberikan referensi yang baik atas produk kepada orang lain
(Lupiyoadi, 2013)
Dari data yang diperoleh dari bagian
medical record UPT Klinik Kesehatan Universitas Sriwijaya bahwa terdapat penurunan
jumlah kunjungan pasien lama (pasien ulangan) dan terjadi peningkatan kunjungan
pasien baru pada UPT Klinik Kesehatan Unsri. Pada tahun 2011 jumlah kunjungan pasien
rawat jalan berjumlah 5937 dengan jumlah kunjungan pasien lama 3352
orang (56,45%) dan kunjungan pasien baru berjumlah 2585 (43,55%), pada tahun 2012 menjadi 7636 pasien dengan
jumlah kunjungan pasien lama 3729 orang (48,83%) dan kunjungan
pasien baru berjumlah 3907 orang (51,17%) dan pada tahun 2013 menjadi 12.564 pasien dengan jumlah
kunjungan pasien lama 5962 orang (47,45%) dan kunjungan pasien baru berjumlah 6602 orang
(52,55%) (Medical Record UPT Klinik Kesehatan Unsri, 2013)
Pelayanan kesehatan akan dirasakan berkualitas oleh para
pelanggannya jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan para pengguna
layanan. Kualitas jasa pelayanan kesehatan akan sangat ditentukan apabila
kebutuhan atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima tepat
waktu. Untuk itu, para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mampu memenuhi
harapan pengguna jasa. Adapun dimensi kualitas pelayanan kesehatan dibagi
menjadi 5 unsur, yaitu: ketanggapan (responsiveness), keandalan (reliability),
jaminan (assurance), empati (empathy), dan berwujud (tangible) (Muninjaya, 2011).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan antara kualitas pelayanan terhadap minat kunjungan ulang
pasien rawat jalan di UPT Klinik Kesehatan Universitas Sriwijaya tahun 2014.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas
dirumuskan permasalahan sebagai
berikut, yaitu: Belum
diketahuinya hubungan antara kualitas
pelayanan terhadap
minat kunjungan
ulang pasien
rawat jalan di UPT Klinik
Kesehatan Universitas
Sriwijaya tahun 2014?.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui hubungan antara
kualitas pelayanan terhadap minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik
Kesehatan Universitas Sriwijaya tahun 2014.
1.3.2. Tujuan
Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara ketanggapan petugas terhadap minat
kunjungan
ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik Kesehatan Universitas Sriwijaya.
2. Untuk mengetahui hubungan antara keandalan
petugas terhadap minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik
Kesehatan Universitas Sriwijaya.
3. Untuk mengetahui hubungan antara
jaminan keamanan terhadap minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik
Kesehatan Universitas Sriwijaya.
4. Untuk mengetahui hubungan antara empati
petugas terhadap minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik
Kesehatan Universitas Sriwijaya.
5. Untuk mengetahui hubungan
antara wujud pelayanan terhadap
minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di UPT Klinik Kesehatan Universitas
Sriwijaya.
1.4.
Manfaat penelitian
1.4.1. Untuk
Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi bagi
mahasiswa Stikes Abdi Nusa dimasa yang akan datang serta dapat menambah bahan
perpustakaan di Stikes Abdi Nusa
Palembang.
1.4.2. Untuk
Tempat Penelitian
Sebagai masukan bagi manajemen UPT Klinik Kesehatan Unsri
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan rawat jalan.
1.4.3. Untuk
Mahasiswa
Berguna untuk pengembangan pengetahuan penulis dan sebagai
suatu
tambahan
ilmu yang bermanfaat serta sebagai sarana mengaplikasikan teori yang telah
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
1.4.4. Untuk
Peneliti Lainnya
Sebagai bahan perbandingan dan
menambah pengetahuan untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar